Bapak menyuruh Sigit pergi membeli sebotol
sampanye, dan memberitahunya tak peduli
juragan toko memasang harga berapa besar,
potonglah rata-rata separo harga. Sigit manggut-
manggut menyatakan dirinya mengerti.
.
Sigit: "Pak, sampanye ini berapa harganya
sebotol?"
.
Juragan: "Rp. 160.000.-"
.
Sigit: "Ah, kok mahal sekali, Rp. 80.000
bagaimana?"
.
Juragan: "Rp. 140.000.- kulepas."
.
Sigit: "Aduh, Rp. 70.000.- bagaimana?"
.
Juragan: "Kalau begitu, Rp. 120.000.- oke?"
.
Sigit: "Apa bisa murahan Pak, Rp. 60.000.-
bagaimana?"
.
Juragan: "Rp.100.000.- bagaimana? Harga ini
adalah harga yang paling rendah dah."
.
Sigit: "Rp. 50.000.- bagaimana?"
.
Juragan itu akhirnya marah besar: "Kalau begitu,
sebotol sampanye ini kuberikan kepadamu
dengan cuma-cuma dah."
.
Sigit: "Masa cuma sebotol? Berilah aku 2 botol
dong!"
.
Juragan: @%#%$!$%!
sebotol?"
.
Juragan: "Rp. 160.000.-"
.
Sigit: "Ah, kok mahal sekali, Rp. 80.000
bagaimana?"
.
Juragan: "Rp. 140.000.- kulepas."
.
Sigit: "Aduh, Rp. 70.000.- bagaimana?"
.
Juragan: "Kalau begitu, Rp. 120.000.- oke?"
.
Sigit: "Apa bisa murahan Pak, Rp. 60.000.-
bagaimana?"
.
Juragan: "Rp.100.000.- bagaimana? Harga ini
adalah harga yang paling rendah dah."
.
Sigit: "Rp. 50.000.- bagaimana?"
.
Juragan itu akhirnya marah besar: "Kalau begitu,
sebotol sampanye ini kuberikan kepadamu
dengan cuma-cuma dah."
.
Sigit: "Masa cuma sebotol? Berilah aku 2 botol
dong!"
.
Juragan: @%#%$!$%!
No comments:
Post a Comment